Saturday, 1 December 2012

Energi Surya Sebagai Alternatif Pengganti Minyak dan Gas

Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini, penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun 2000 sampai 2030. Sumber energi yang berasal dari fosil, yang saat ini menyumbang 87,7 persen dari total kebutuhan energi dunia diperkirakan akan mengalami penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber cadangan baru.

Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan membuat tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.

Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain batu bara, air, uap, biogas, angin dan minyak bumi. Energi surya yaitu suatu energi yang didapatkan dengan mengubah energi panas surya atau matahari melalui peralatan tertentu yang menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energy surya atau dalam dunia internasional lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell, merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah energi sinar matahari menjadi energi listrik.

Pengertian photovoltaic sendiri merupakan proses merubah cahaya menjadi energi listrik. Oleh karena itu bidang penelitian yang berkenaan dengan energi surya ini sering juga dikenal dengan penelitian photovoltaic. Kata photovoltaic sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani photos yang berarti cahaya dan volta yang merupakan nama ahli fisika dari Italia yang menemukan tegangan listrik. Sehingga secara bahasa dapat diartikan sebagai cahaya dan listrik photovoltaic.

Efek photovoltaic pertama kali berhasil diidentifikasi oleh seorang ahli Fisika berkebangsaan Prancis Alexandre Edmond Becquerel pada tahun 1839. Atas prestasinya dalam menemukan fenomena photovoltaic ini, Becquerel mendapat Nobel fisikia pada tahun 1903 bersama dengan Pierre dan Marrie Currie.

Upaya pengembangan kembali pememanfaatan energi surya baru muncul kembali pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar.

Seharusnya pemerintah kita harus lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena saat ini pemerintah kita masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan. Pemerintah seharusnya tegas dalam menentukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti kerusakan di hutan, kebakaran, asap pabrik yang mana akan membuat lapisan ozon berlubang dan banyak kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia salah satunya dengan cara reboisasi, dan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia

No comments:

Post a Comment